![]() |
Jembatan Gantung Segulung yang berlokasi di RT. 19, Dusun Dayakan ini panjangnya sekitar 120 meter dengan tinggi mencapai 70 meter dari aliran sungai. |
MADIUNPUNYAKITA.COM/SEGULUNG - Awal tahun 2021, akses Jembatan Segulung di Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun sudah dibuka dan bisa dilewati oleh masyarakat umum.
Program tahun anggaran 2020 - 2021 dari Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga itu memiliki fungsi utama sebagai penghubung antar wilayah, yaitu dari Desa Tileng ke Desa Segulung maupun sebaliknya.
Jembatan Gantung Segulung yang berlokasi di RT. 19, Dusun Dayakan ini panjangnya sekitar 120 meter. Sedangkan tinggi mencapai 70 meter dari aliran sungai. Ini merupakan jembatan gantung terpanjang di wilayah Kabupaten Madiun.
Adanya jembatan penghubung itu secara otomatis memangkas jarak tempuh hingga tiga kilometer. Karena, sebelum adanya jembatan, warga harus memutar naik melalui jalan Desa Mendak. Hal ini karena dipisahkan oleh kondisi wilayah seperti jurang, lereng, bukit ataupun sungai.
Kepala Desa Segulung, Ikhsanudin mengatakan, dengan adanya jembatan itu sudah jelas membantu masyarakat Desa Segulung untuk melakukan aktifitas sehari - hari. Seperti ke pasar, mengangkut hasil perkebunan warga, pergi ke tempat kerja maupun mengurus administrasi ke Kantor Desa.
" Jelas sangat membantu, sebelum adanya jembatan yang biasanya warga mau ke Kantor Desa memerlukan waktu 1 jam lebih, sekarang hanya butuh waktu sekitar 30 menit sudah sampai karena tidak perlu memutar melalui Desa Mendak, " jelas Ikhsanudin.
Dulunya, lokasi itu merupakan jalan usaha tani yang terpisah oleh jurang. Kemudian, pada tahun 2019 Desa Segulung mendapatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari pemerintah pusat berupa pembangunan jembatan gantung.
Masyarakat Desa Segulung yang mayoritas petani dan pekebun tanaman produktif seperti durian, manggis dan cengkeh pun sangat terbantu. Warga tambah semangat mengurus tanaman di sektor pertanian dan perkebunan, karena akses mudah sehingga perekonomian warga bakal terangkat.
" Harapannya, selaku pemerintah desa dari segi perekonomian masyarakat lebih terangkat lagi, " harapnya.
Menurut Ikhsanudin, jembatan inipun layak untuk di jadikan sebagai lokasi wisata lantaran pemandangannya yang asri. Ia pun mulai membentuk tim pengelola jembatan dengan memasukannya ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Budi Luhur Desa Segulung pada unit pengelola wisata.
Langkah awal, Pemerintah Desa Segulung mulai melakukan penanaman pohon bunga. Yakni, jenis tabebuya, ketapang kencana dan pucuk merah. Total ada sekitar 2500 pohon bunga, yang ditanam di kanan dan kiri jalan menuju arah jembatan gantung tersebut.
Untuk pengelolaan wisata mulai dari sekarang sisi kiri dan kanan jalan mulai kita tanami bunga. Kedepan juga akan dibuatkan warung warung di sepanjang jalan menuju jembatan, supaya warga dapat berjualan. Karena setiap hari Sabtu dan Minggu sudah mulai ramai yang berdatangan, ucap Kades yang baru satu periode menjabat ini.
Di lokasi jembatan itu, tepatnya di sisi selatan jembatan terdapat satu warung. Di lokasi inilah biasa dipergunakan sebagai tempat persinggahan para pengunjung yang sengaja datang untuk melihat jembatan tersebut. Warung yang dibangun warga itu diberi nama Warung Jepang atau kepanjangannya adalah Warung Jembatan Pangger. Di warung ini tersedia fasilitas parkir, toilet dan mushola. Disinilah lokasi para pesepeda beristirahat sambil menikmati suasana alam pegungungan lereng wilis, jelas Buk Nar, pemilik warung di rest area jembatan gantung Segulung.
Sementara itu, selain Jembatan Gantung Segulung Kecamatan Dagangan, dari data di Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Madiun di tahun 2021 ada tiga jembatan gantung lainnya yang sudah selesai dan bisa dipergunakan. Antara lain, Jembatan Gantung Sukorejo Kecamatan Kebonsari, Jembatan Gantung Kali Sekembang Desa Kebonagung Kecamatan Mejayan dan Jembatan Gantung Pilangkenceng Desa Sumbergandu Kecamatan Pilangkenceng.
" Alhamdulillah, di tahun ini ada empat jembatan gantung yang telah rampung dikerjakan dan bisa dipergunakan warga, " jelas Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Madiun, Anang Tri Tjahjono.
Kolaborasi pembangunan di daerah pinggiran yang dilakukan baik dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah ini tentunya sangat besar manfaatnya bagi masyarakat. Tentunya, hal ini sesuai dengan program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun menjadikan pembangunan sebagai poros utama. Hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni membangun dari pinggiran.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Kabupaten Madiun dibawah kepemimpinan Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro bersama Wakil Bupati (Wabup) Madiun Hari Wuryanto telah mengambil keputusan dengan meningkatkan Alokasi Dana Desa (ADD) menjadi 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Kebijakan penambahan 20 persen ADD untuk 198 desa tersebut merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan visi dan misinya saat terpilih sebagai Bupati, yakni menjadikan Kabupaten Madiun sebagai kabupaten yang aman, mandiri, sejahtera, dan berakhlak. (mpk).