![]() |
Kelompok Tani Sri Sedono Desa Bakur, Kecamatan Sawahan mendapatkan pelatihan pengendalian OPT dan pembuatan agens hayati pada Senin (19/5/2025). |
madiunpunyakita.com | SAWAHAN - Para petani di Desa Bakur, Kecamatan Sawahan mendapatkan pelatihan pembuatan agens hayati dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun pada Senin (19/5/2025). Pelatihan ini digelar dalam upaya meningkatkan kemampuan petani dalam pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
Pejabat Pengawas Mutu Hasil Pertanian Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun M. Sholichin, menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan praktis kepada peserta dalam mengenali jenis-jenis OPT serta teknik pengendalian yang ramah lingkungan menggunakan agens hayati.
Para peserta diajarkan cara membuat agens hayati berbasis mikroorganisme seperti Trichoderma dan Beauveria bassiana, yang terbukti efektif dalam mengendalikan berbagai hama dan penyakit tanaman.
![]() |
Kelompok Tani Sri Sedono Desa Bakur, Kecamatan Sawahan mendapatkan pelatihan pengendalian OPT dan pembuatan agens hayati pada Senin (19/5/2025). |
Narasumber dalam kegiatan ini berasal dari Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura Madiun. Mereka menyampaikan materi secara teori maupun praktik langsung pembuatan agens hayati.
Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dan diskusi interaktif selama kegiatan berlangsung.
Menurut M. Sholichin, penggunaan agens hayati sebagai alternatif pestisida kimia dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
"Kegiatan hari ini adalah pelatihan pengendalian OPT dan pembuatan agens hayati untuk pertanian yang ramah lingkungan dengan murah biaya dan berkelanjutan," ujarnya.
Menurutnya, pelatihan bakal digelar selama tiga kali pertemuan, mulai dari praktik pembuatan agens hayati dengan media AKG (Air Kentang Gula), teori, dan praktik di lapangan serta pengamatan.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para petani tidak hanya lebih siap dalam menghadapi serangan OPT, tetapi juga dapat memproduksi agens hayati secara mandiri untuk mendukung pertanian organik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Kami berharap petani dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dari pelatihan hari ini di lahan mereka masing-masing,” ujarnya. (mpk01).