Kuabadikan Namamu Dalam Tulisan

Unggahan status terakhir di media sosial Khenzo Briliyant pada 05 November 2025.

Senin pagi, 24 November 2025, Kabupaten Madiun masih dibungkus udara subuh. Gema azan baru saja reda, meninggalkan keheningan yang biasanya menenangkan. Namun pagi itu berbeda. Di sebuah kamar yang belum sepenuhnya terbangun dari malam, satu pesan WhatsApp membuat waktu seakan berhenti.

Sebuah kabar duka, pendek, dingin, masih tak percaya. Dikirim begitu saja, tanpa jeda bagi siapa pun untuk menyiapkan hati. Belum selesai membaca, pesan lain menyusul. Lalu berikutnya. Dan berikutnya lagi.

Dalam hitungan menit, layar WhatsApp berubah menjadi ruang sunyi yang penuh kabar duka. Semua orang mengetik hal yang sama, dengan nada yang sama: kehilangan. Di antara deretan status yang diunggah teman-teman, satu nama muncul paling sering, bahkan terlalu sering untuk dipercaya.

Mas Har. Nama panggilan yang begitu akrab.

Harianto. Pegawai Humas, kini Prokopim Kabupaten Madiun. Fotografer yang nyaris selalu hadir di setiap agenda pemerintah daerah. Sosok yang lebih sering berada di balik kamera daripada di depan sorotan.

Hari itu, justru namanya menjadi pusat cerita. Informasi tak berhenti di grup WhatsApp. Ia menyebar seperti aliran listrik, berloncatan dari satu ponsel ke ponsel lain.

Kecelakaan. Tunggal. Jembatan Krapyak, Desa Purworejo, Pilangkenceng. Pukul dua dini hari. Motor yang ia kendarai terperosok lubang. Ia berboncengan. Mas Har meninggal seketika di lokasi. Temannya tergeletak kritis, kini dirawat intensif di UGD RS Caruban.

Penyebabnya sederhana: lubang di jalan.

Sebuah titik gelap yang merenggut nyawa seseorang yang hidupnya selalu memberi terang bagi orang lain.

Banyak yang tak percaya. Sebab beberapa hari sebelumnya, masih terlihat ia bercanda, berbincang, dan menyapa banyak orang dengan senyum khasnya. Seolah kehidupan masih panjang, seperti biasanya.

Saya mengenalnya sejak 2016. Saat pertama kali ia masuk ke Bagian Humas setelah pindah dari Dinas Perhubungan.

Di ruangan yang tidak besar, di tengah tumpukan dokumen dan kamera yang seolah tidak pernah benar-benar mati, Harianto cepat menjadi wajah yang familiar. Bukan karena ia tampil menonjol, tetapi karena ia adalah sosok yang selalu ada dalam setiap kegiatan, dalam setiap momen, dalam setiap potret yang kemudian menjadi arsip penting.

Ia memotret Bupati. Wakil Bupati. Kegiatan resmi, nonformal, kunjungan lapangan, acara desa, peresmian, sampai kegiatan kecil yang kadang dianggap sepele.

Ia memotret tanpa keluhan. Mengedit tanpa banyak bicara. Mengabadikan tanpa meminta nama tercantum. Ia tidak sekadar bekerja. Ia menjaga cerita.

Ketika Humas kemudian berubah menjadi Prokopim, ia tetap berada di barisan yang sama. Tugas tetap sama. Senyum tetap sama. Dedikasi tetap tidak berubah.

Pagi itu, sekitar pukul sembilan, jalan menuju Desa Kuwu, Kecamatan Balerejo, menjadi saksi lain dari kehilangan. Terik matahari yang belum terlalu tinggi menemani langkah para pelayat yang berdatangan dari berbagai arah.

Rekan wartawan, ASN Pemkab Madiun, Tetangga, Dosen dari kampus tempat ia menimba ilmu. Mas-mas fotografer, mbak-mbak wartawan, hingga warga yang mungkin baru mengenalnya beberapa bulan terakhir.

Rumah duka penuh pelayat. Datang dan pergi, masing-masing membawa kisah dan cerita. Setiap orang memiliki versi Harianto sendiri.

Mereka bercerita, saling melengkapi, seperti mozaik yang disusun dari ratusan keping: berbeda bentuk, tetapi menuju satu kesimpulan yang sama. Ia adalah orang baik.

Harianto meninggalkan tiga anak. Dan satu lagi masih dalam kandungan, baru sekitar dua bulan. Kabar yang menambah berat suasana, membuat beberapa pelayat memilih mengusap mata dengan punggung tangan.

Dalam beberapa minggu terakhir, status WhatsApp-nya memperlihatkan babak baru dalam hidupnya. Di sela-sela memotret kegiatan pimpinan daerah, ia menjalani KKN di Desa Kincang Wetan. Mahasiswa FISIP Unmer Madiun. Prodi Ilmu Komunikasi, kelas RPL. Ia mengerjakan laporan, mengambil dokumentasi desa, bercengkerama dengan teman kuliah dan warga.

Sibuk, tentu saja. Tapi dalam setiap foto dirinya, ia tetap tersenyum, seakan kesibukan hanyalah latar belakang kecil dari kehidupan yang ia jalani dengan ringan.

Rekan seprofesi menyebutnya sosok yang murah senyum dan selalu happy. Bahkan pada hari-hari paling melelahkan sekalipun.

Bagi para wartawan, ia adalah penyelamat deadline. Butuh foto? Kirim. Butuh sudut pandang beda? Ada. Butuh cepat? Ia selalu lebih cepat dari waktu.

Saya pun merasakannya. Setiap meminta foto, ia mengirim tanpa banyak bicara. Sebagai gantinya, saya kirimkan naskah berita yang ia perlukan. Kerja sama sederhana yang tidak pernah kami sepakati secara lisan, tetapi berjalan alami, ringan dan saling menguntungkan.

Hari ini, melalui tulisan ini, saya ingin menyampaikan hal yang tidak sempat saya ucapkan langsung: Mas Harianto “Kenthing”, panjenengan orang baik.

Begitu banyak langkah Bupati dan Wakil Bupati yang ia abadikan. Begitu banyak momen penting pemerintah daerah yang ia simpan dalam bingkai. Begitu banyak kenangan yang hidup berkat ketukan jarinya di shutter kamera.

Ia bukan hanya fotografer. Ia penjaga kenangan. Penangkap cahaya. Pembawa suasana hangat di tengah kesibukan birokrasi.

Dan kini, ia sendiri menjadi kenangan yang akan terus hidup di hati banyak orang.

Selamat jalan, kawan. Doa terbaik untukmu.

Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadahmu. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan.

Di antara ribuan foto yang pernah kau potret, hari ini satu foto berhenti: foto tentangmu.

Namun cerita tentangmu tidak pernah berhenti. Ia akan terus hidup di ingatan, di arsip, dan terutama di hati orang-orang yang pernah bekerja bersamamu.

👁️‍🗨️

Nama

ADVERTORIAL,6,ASAL,1,ASAL TAHU,40,DESA WISATA,14,EKBIS,95,IKLAN,6,KABAR MADIUN,152,KABAR MADIUN RAYA,234,KABAR MAGETAN,6,KABAR NGAWI,2,KABAR PONOROGO,3,PARIWISATA,27,PERISTIWA,17,WISATA KOTA,3,WISATA KULINER,4,
ltr
item
Madiun Punya Kita: Kuabadikan Namamu Dalam Tulisan
Kuabadikan Namamu Dalam Tulisan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGLqx_KAfhCxaGixk8An_gjOFHuH0TmM5y5s9lGHtjKZgdrrWJ2JUEzJdbHypV79uK1RoMrlkjkadZgfT9PssNIafrrH6AbLsWp5NzHkS7MQ2MEfAoSS3Wa57CcYg0rMOVFy3gTsqNjn7DSnQYEWnMrQzhaa31vSHsAQj6MGOSXNyH9EwwQfzDxDx_35Q/w416-h640/Screenshot_2025-11-24-21-47-17-386_com.facebook.katana-edit.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGLqx_KAfhCxaGixk8An_gjOFHuH0TmM5y5s9lGHtjKZgdrrWJ2JUEzJdbHypV79uK1RoMrlkjkadZgfT9PssNIafrrH6AbLsWp5NzHkS7MQ2MEfAoSS3Wa57CcYg0rMOVFy3gTsqNjn7DSnQYEWnMrQzhaa31vSHsAQj6MGOSXNyH9EwwQfzDxDx_35Q/s72-w416-c-h640/Screenshot_2025-11-24-21-47-17-386_com.facebook.katana-edit.jpg
Madiun Punya Kita
https://www.madiunpunyakita.com/2025/11/kuabadikan-namamu-dalam-tulisan.html
https://www.madiunpunyakita.com/
https://www.madiunpunyakita.com/
https://www.madiunpunyakita.com/2025/11/kuabadikan-namamu-dalam-tulisan.html
true
6059392875326629167
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy